Jumat, 22 November 2013

Someone Who Different

Title: Someone Who Different
Length: Oneshoot
Genre: Happy, dll *kurang ngeh untuk menentukan apa genre untuk ff 'mendadak' ini -,-*
Cast:
~Choi Sooyoung/SNSD
~Park Chanyeol/EXO
Author: Lucky Spazzer
Rating: All Age( terbebas dari adegan kissing karena pasti karyaku rusak karena ada scene yang seperti itu -,- )
Author Note: FF ini alami buatan saya dan no plagiat, aku menghargai bagi yang sudah RCL *aku gak maksa, kok*. I just wanna say; "Terimakasih yang banyak untuk readers yang sudah read, comment, dan like!". Itu artinya kalian memberiku motivasi ;)
Kenapa aku jarang update? Sorry, karena jadwal author sibuk. Author punya dunia selain dunia maya, oya, maaf untuk kejelekan ff ini :) Dilarang keras untuk meng-copy paste cerita apalagi menyamakan alur! Maaf bila ada kesaamaan judul, kesamaan alur, dan ini benar-benar alami pikiran saya, lagi pula alur, kan, pasaran -,- Maaf juga atas terlalu banyaknya author note!!
***
Author POV

Choi Sooyoung, ia biasa disebut dengan nama Soo atau tidak Sooyoung. Sahabat sejatinya adalah Yoona, ia sangat shopaholic dan mempunyai nilai fashion yang tinggi. Terlahir dari keluarga yang kaya raya membuat yeoja itu, Sooyoung, tidak merasa sayang menghamburkan nyaris beribu-ribu won hanya dalam dua hari, dan, hal itu hanya untuk benda yang tak berguna. Dan akhirnya benda itu berakhir disebuah ruangan yang penuh benda belanjaan Sooyoung yang dianggap yeoja itu-Sooyoung, tidak berguna sama sekali. Padahal, bila kita menjualnya, uang kita akan melimpah, bukan? Tapi, Sooyoung tidak pernah berpikir se-brilian itu, ia bukan murid sepintar Seohyun, hoobae-nya yang sangat pintar sampai-sampai bisa mencapai satu kelas dengan Sooyoung. Sooyoung bisa dibilang sangat ditakuti disekolahnya hanya karena ia anak dari pemilik kepala sekolah dan ia dianggap harus menjadi Queen of School, dan itu justru membuat Sooyoung ingin selamanya disekolah itu, dan tidak mau merelakan gelarnya diambil oleh orang yang sama sekali tidak se-sempurna dirinya, sangat tidak pantas.
Menjadi sahabat Sooyoung sangat sulit, menjadi sahabat saja sulit, apalagi menjadi temannya! Menjadi temannya butuh kegigihan yang luar biasa perih, harus belajar untuk menerima Sooyoung dalam kehidupannya dan akan mengitu sebuah tes menjadi teman Sooyoung. Tapi, Sooyoung tidak perlu memilah-milih atau menimbang-imbang apakah Yoona pantas menjadi sahabatnya apa tidak, sungguh! Yoona diajak dengan mudahnya oleh Sooyoung agar mau menjadi sahabatnya, dan Yoona memang baik padanya, memang ia tidak salah memilih seorang Im Yoon Ah. Untuk Sooyoung, ia tidak perlu mengkhawatirkan ia ingin memiliki pacar tipe bagaimana atau apapun itu, ia bukan gadis pemilih. Tapi sulit mendiskripsikannya, semua namja pernah melamar Sooyoung dan gadis itu serasa tidak peduli. Seolah-olah pelamar itu hanyalah abu dimatanya. Tidak ada yang menonjol atau menarik.

"Sooyoung datang!"
"Bagaimana penampilannya hari ini?"
"Selalu fabulous!"
"Kudengar ia akan memakai rancangan desainer dari Los Angeles!"

Teriakan-teriakan dan percakapan itu tidak asing selain dari penggangum Sooyoung yang 99% seluruh murid disekolah itu. Bahkan yeoja-yeoja bisa terbilang tidak 'iri' pada Sooyoung karena Sooyoung gadis ramah dan penceria. Tidak banyak yang menjadi 'teman' Sooyoung saking susahnya karena kebanyakan dari mereka tidak lulus oleh tes memusingkan itu. Apa Sooyoung pilih-pilih teman? Bukan itu jawabannya, gadis itu takut ia akan dimanfaatkan sebagai 'benda'. 'Benda' semacam yang membuat temannya dipermudahkan naik kelas dengan disogok atau apalah 'itu' dan Sooyoung selalu tidak mau hal itu dengan mudahnya terjadi, maka itu ia membuat tes persahabatan.
Sejauh ini, teman Sooyoung adalah Jung Soo Yeon, Kim Tae Yeon, Hwang Mi Young, dan yang terakhir dan paling muda, Seo Joo Hyun. Gadis-gadis itu disebut lucky girl karena bisa turut populer karena bisa lolos dengan semua hal itu. Jessica dengan mudahnya bisa menunjukan ia tidak akan memaksa Sooyoung karena yeoja itu peraih juara pertama semenjak ia menapakan kaki disekolah tersebut. Taeyeon, yeoja itu dengan kepolosannya, keluguannya, dan wajah bocahnya pertama kali diduga Sooyoung adalah hoobae-nya, tapi dengan kebijakan dan nasihat Taeyeon, Sooyoung menjadikan Taeyeon temannya.
Tiffany, gadis itu yang enerjik bisa memudahkan Sooyoung mendapat nilai sembilan atau delapan pada nilai olahraga, sebetulnya, ia menjadikan Tiffany temannya hanya untuk sebagai teman curhat sekaligus guru olahraganya, dengan begitu Sooyoung bisa dibilang ramping walau bisa makan banyak. Seohyun, sebagai tempat Sooyoung belajar dan mendapat nasihat keibuan darinya. Sooyoung merindukan ibunya yang melengos entah kemana dari bayangnya. Susah dijelaskan, ibu Sooyoung gugur saat Sooyoung keluar dari perutnya.
Tapi, apa selamanya Sooyoung tidak punya pendamping hidup?
^^^
Sooyoung POV

"Kau tahu namja baru itu, Sooyoung?" tanya Tiffany sembari meneguk jus jeruk miliknya. Aku tidak peduli soal murid baru atau apa, tapi sepertinya sejak dari tadi sampai sekarang aku selalu mendengar perkataanya, apa aku mulai kalah populer dengan namja itu? Aku penasaran, tapi buatku itu hal wajar karena banyak murid lebay dengan murid baru.
"Siapa?" tanyaku.

Tiffany menepuk dahinya, ia tidak mengerti mengapa aku begini. Aku memang enggak peduli pada murid baru, apalagi kalau murid baru itu namja. Pasti tidak ada yang menarik pada wajahnya, tapi aku tidak tahu ia sekelas dengan siapa karena kabarnya, murid baru itu baru akan datang pukul 10:45. Dan sekarang adalah pukul 10:56, pasti murid itu sudah menghebohkan sekolah. Tapi apa daya tariknya, huh? Apa sih, istimewanya murid baru?

"Park Chanyeol, ia tampan dan lucu. Juga periang, sepertiku!" kata Taeyeon sambil ber-aegyo ria.
"Tidak sepertimu, Tae....," kata Yoona tertawa lepas. "Ia adalah hoobae-mu tapi sunbae kami. Jadi singkatnya, kau dan Jessica adalah noona Chanyeol," kata Yoona tersenyum. Seohyun kurang peka dengan namja, sepertiku. Jadi sejauh ini ia tidak berniat memberi respon apa-apa.
"Tapi ia Happy Virus, lho," cerita Seohyun. Apa? Jadi ia juga peka dengan namja itu? Aish, apa aku sudah tersingkir?
"Happy Virus bagaimana?" tanyaku lugu.
"Jadi, ia semacam moodmaker begitu," cerita Jessica dengan nada dingin. Yeoja itu memang dijuluki putri es saking jarangnya ia bicara.
"Mood maker?" tanyaku. "Berarti, ia bisa membuat orang tertawa lepas sama halnya dengan Yoona?" tanyaku.
"Kau sepertinya tertarik dengannya, eoh ...?" goda Yoona sembari menunjukan mata-nya yang menggodaku, dari tatapannya, ia mengisyaratkan kau-ketahuan-menyukai-dia.
"Tidak," kataku.
"Dia juga kaya," sela Tiffany.
"Aih, aku bisa frustasi karna kalian membicarakan mahluk itu!" kataku sambil melengos pergi, dan saat aku jalan aku menabrak seseorang dan ..., byur! My oh my! Aku menjatuhkan cappucino-ku dikemeja putihnya, ia terbelalak.
"Mianhae-mianhae, aku tidak sengaja," kataku menunduk sedalam-dalamnya,
"Hahahaha, aku tahu, kau tidak sengaja," tawanya. Aku melongo. "Gak usah kaget begitu, deh, lagipula bukannya kemeja ini banyak dan pasaran? Ditoko mungkin stoknya lebih dari satu, aku harus beli lagi, deh," tawa namja itu. "Hehehehe, Park Chanyeol imnida," katanya sambil mengulurkan tangannya.

Sungguh, inikah yang dinamakan Park Chanyeol? Selain tampan, ia tidak peduli aku membekaskan sisa noda kotor dan mungkin sulit dihilangkan yang menempel dikemejanya. Aku masih tidak mengerti, ia memaafkanku semudah aku menabraknya? Dia pasti gila...

"Choi Sooyoung," balasku tersenyum manis, senyum yang diimpikan cukup banyak namja disekolah, semua namja dan yeoja berkoar-koar tidak jelas dan sampai-sampai ada yang bisa dibilang melakukan tindakan 'sinting'. "Apa tidak mahal? Apa perlu kuganti?" tanyaku tergopoh-gopoh mengeluarkan dompetku.
"Tidak," katanya tersenyum manis. "Kau sudah mengakui kesalahanmu dan itu bagus! Daripada kau melengos seperti kau berwenang-wenang disini," tawanya. Dan aku memang berkuasa, Chanyeol... Aku tersenyum kaku dan akhirnya merogoh dompetku dan memberikannya beberapa helai uang.
"Tidak apa-apa, kau harus menerimanya," balasku.
"Tidak, Choi Sooyoung-ssi...," katanya tersenyum. Ia murid baru, wajar tidak tahu aku siapa dan aku memiliki derajat yang beda dengannya. DAN AKU BERKUASA DISINI. "Mianhae, aku pergi dahulu, ya?" kata Chanyeol tersenyum ramah dan langsung pergi. Lima detik kemudian kudengar suara tertawa dari arah kawanan Chanyeol, dasar Happy Virus Boy....

Author POV

Taeyeon, Jessica, Seohyun, Yoona, dan Tiffany dengan berlari menghampiri Sooyoung yang sedang berdiri dan merapihkan gelasnya yang tertumpah. Memang dibaju Sooyoung tak ada noda, tapi mereka yakin pasti ada yang jadi korban dan itu yang jelas Park Chanyeol.

"Apa kau dan Chanyeol dijodohkan?" canda Seohyun.
"Seohyun..., kau apaan sih," balas Sooyoung merenggut imut, "sekarang ayo ke kelas."
"Kau tidak perlu mengajak aku," tawa Taeyeon dengan nada dorky.
"Siapa bilang 'aku' mengajak seorang 'Kim Taeyeon', huh?" tanya Sooyoung membuat Taeyeon sebal.
"Ckckckck, kau menyebalkan sejak bertemu Park Chanyeol," decak Taeyeon sebal.
"Dia happy virus, bukan penyebar virus menyebalkan," desah Sooyoung.
"Kau menyukai dia, kan?" tebak Tiffany.
"Tidak," elak Sooyoung dan berusaha men-steril-kan dirinya. "Aku tidak suka padanya, terlalu santai dan banyak tertawa."
"Sampai kapan kau menjadi gadis single, Choi Sooyoung?" desah Jessica.
"Sampai aku mempunyai semua baju yang ada diseluruh Asia," kata Sooyoung mendesis.

KRING!!!

"Bel berbunyi, bye, hoobae!" teriak Jessica.
"Good bye, Sunbae!" balas Seohyun.
^^^
Purple Boutique, Seoul, South Korea

"Aku beli yang itu, juga, eng, yang ini gak kalah bagus! Tapi, ini sudah 5 tas!" Sooyoung melirik tas yang melingkar sempurna dipergelangan tangannya. Ia sedang berbelanja untuk hal yang sama sekali tidak ada gunanya untuk dirinya. Gaun merah pudar dengan motif polkadot kecil berwarna putih tanpa lengan dipadukan dengan cardigan merah rajut, dan itu jelas makin mempercantik dirinya. Yoona menggeleng lemas melihat penyakit shopaholic sahabatnya kambuh. Ia memegang dua tas yang ia tenteng dengan santainya, ia merasakan ia bisa mati apalagi baju saat itu kebetulan atau apa sebabnya sedang diskon 50% dan itu sangat mengasyikan! Bayangkan, bila ia bisa membeli baju yang murah-murah dalam jumlah banyak! Itu sangat indah dan benar-benar membuat dirinya bahagia.
"Soo-yaa, ini sudah sekitar 5 tas, tidakkah sia-sia uang yang appa-mu berikan padamu hanya untuk hal tidak berguna?" tanya Yoona mendesah pelan. Ia takut Sooyoung akan mengadukan apa perkataanya dan melaporkan pada appa-nya. Bisa-bisa saja ia dikeluarkan dari sekolah dan itu mengerikan. Sekolah yang dibentuk dan disusun dengan rapih oleh appa Sooyoung adalah sekolah internasional, dan sekolah itu sangat didambakan banyak orang. Bukannya mimpi menjadi kenyataan bila seseorang bisa masuk sekolah semewah dan sekonglemart itu dan menjadi sahabat pemilik sekolah? Seolah-olah hidup sudah nyaris sempurna, namun puzzle yang nyaris membentuk kata Sempurna itu akan hancur dengan dikeluarkannya ia dari sekolah dan itu sama dengan menghancurkan mimpinya.

Sooyoung mendesah, kadang ucapan Yoona ada benarnya. Ia sudah menghamburkan banyak uang dan ia merasa seperti sedang berfoya-foya dan tidak menghargai apa yang sudah tuhan berikan padanya, ia ingin langsung keluar dari butik itu setelah membayar setumpuk belanjaan itu. Tapi ia tidak mampu menolak pakaian indah nan imut yang dipasang harga semurah mungkin, itu menggoda hawa nafsu belanjanya, dan rasanya enggan menolak hal itu. Bila ia melirik harga murah, belanjaan itu akan diborongnya dan dia pakai sesuka hatinya.

"Pakaianmu sudah seratus lebih Sooyoung, mungkin ini pelengkap baju ke dua ratus saking banyaknya bajumu," desah Yoona, "aku bahkan yang sangat pintar dalam Matematika tidak bisa menghitung nyaris semua bajumu. Kau tahu, modelnya membuntukan mata dan menghancurkan otakku. Menghilangkan rasa fokusku dan menghancurkan semangat dan daya tarikku dalam Matematika, apakah kau tidak bosan? Kau saja bisa telat satu detik bila harus memutuskan baju mana yang WAJIB kau pakai."
"Tapi baju itu, Yoongie!!! Terlalu indah dan aku tidak mau gadis lain mendapatkannya," renggek Sooyoung manja. "Ayolah, 1 jam lagi, Yoongie!" paksa Sooyoung.

Yoona tidak perlu memutuskan waktu lama, biarpun ia tidak dirugikan atau diuntungkan, ia tetap harus menjauhkan Sooyoung dari penyakitnya yang mudah kambuh bila melihat pakaian berharga yang sangat murah, apalagi benda girly, dalam satu detik, sudah ada 5 benda dalam tasnya. Sooyoung memang tidak perlu lagi memilah-milih benda karena ia yakin dengan kualitasnya yang bisa terbilang bintang 5, apalagi indra peraba Sooyoung bisa merasakan apa kualitas benda yang dipegangnya berkualitas rendah apa kualitas tinggi, dan biasanya Sooyoung memilih ke butik pilihannya karena terbukti benda disitu sangat berkualitas bintang 5.

"TIDAK," kata Yoona penuh penekanan, tapi ia mengucapkannya dengan nada tinggi. "Sooyoung, ayo pulang, bayar belanjaanmu dan kita pergi," sergah Yoona.
"Ayolah...," paksa Sooyoung.
"Tidak," kata Yoona.
"Yoong!"
"Sooyoung, akan kuseret badan ramping kurusmu itu!" kata Yoona habis kesabaran dan menarik paksa tangan sahabatnya menuju kasir, "bayar benda itu! Awas kalau kau lama."
"Yoong, iiih!" Sooyoung langsung membayar benda itu dan pergi. "Yoong, benda disana masih terlalu bagus, dan diskon itu hanya sekarang. Besok mulai akan ada harga normal," gertak Sooyoung menggertakan giginya secara brutal, "kau menghanacurkan segalanya."
"Tidak, Sooyoung, kau harus menghentikan kebiasaanmu, naik saja mobilmu dan ayo kita pergi," kata gadis itu sembari mengerucutkan bibirnya sebal. "Awas kau," batin Yoona dalam hati, "dasar yeoja menyebalkan, mengapa ia seperti dewa belanja saja..."
"Baiklah, Bibi Yong," kata Sooyoung iseng.
"YOUNG!" bentak Yoona dan mendaratkan kepalan tangannya dipaha indah Sooyoung dan berhasil menciptakan peperangan kecil.
^^^
Seoul School, Seoul, South Korea

"Yoona gak ada, aku pulang pakai apa, dong?" desah Sooyoung. Ia terkena les dadakan sedangkan appa-nya tidak bisa menjemput. Yoona pulang cepat karena ia mendapat tugas dari Seongsaenim Hyeri, dan berarti Sooyoung harus pulang dengan kaki jenjangnya? Capai sudah Sooyoung, kakinya bisa terkulai lemas saat sampai dirumah.
"Sooyoung-ssi?" tanya seseorang. Sooyoung melirik ke belakang, Park Chanyeol! Pria itu tersenyum dengan cengiran lebar, pria bocah. Itu sebutan spesial untuk Chanyeol. Mungkin bila semua orang kenal Chanyeol, bisa-bisa Sooyoung bukan Queen of The School lagi, dan kehadiran Chanyeol seharusnya membuat yeoja itu meminta appa-nya mengeluarkan Chanyeol. Tapi, entahlah, Chanyeol begitu baik dan tampan untuk dilupakan dan diusir. Bisa-bisa semua yeoja benci padanya hanya karena ia mengusir Chanyeol tanpa sebab.
"Chanyeol?" tanya Sooyoung, "panggil saja Soo."
"Oke, Soo," jawab Chanyeol, "mengapa belum pulang?"
"Aku tak dijemput siapa-siapa," desah Sooyoung, "dan itu mencapaikan kakiku."
"Bagaimana denganku saja?" cengir Chanyeol, "ayo!"
"Baiklah," desah Sooyoung.

Saat ia menaiki mobil mewah dan hitam milik Chanyeol, matanya tertuju pada tulisan bertuliskan: Barang girly murah! Diskon 45%! Diskon selesai pukul 17:34!, tulisan lebar itu membuat Sooyoung bahagia dan langsung berteriak bahagia.

"Chanyeol !!! Antar aku ke sana!" pinta Sooyoung merenggek.
"Kenapa?" tanya Chanyeol.
"Aku mau belanja banyak benda!" balas Sooyoung.
"Kudengar kau baru beli baju," kata Chanyeol bingung, "bukannya uang kau sia-sia saja? Bagaimana dengan ayahmu? Aku tahu, itu semua hanya demi kebaikanmu, kau suka belanja, kau gadis shopaholic, tapi bukan berartinya ada diskon ada belanja, kan?"
"Chanyeol...,"
"Sooyoung, kujelaskan. Untuk apa uang itu digunakan sebagai hal tidak berguna? Aku bingung, bajumu ganti perharinya dan nyaris tidak pernah terlihat sama sampai satu bulan dan kau memakai pakaian yang sama pada bulan berikutnya. Tidakkah kau puas dengan benda sebanyak itu? Kasihankah pelayanmu membersihkan baju yang beratus-ratus jumlahnya?" tanya Chanyeol risih. "Aku sih, biarpun diberi uang sampai rumahku tidak bisa dimuati apa-apa hanya untuk beli apa yang kubutuhkan, bila bisa akan kujual benda tak berharga yang kupunya dan aku akan semakin kaya karena aku memperoleh hasil yang lumayan, bukankah indah dengan menjual benda yang gak berharga sama sekali harganya? Sooyoung, sekali-kali kau harus berhenti belanja. Mencobalah berbelanja satu bulan satu kali. Pasti berat untuk yeoja sepertimu, tapi terbayangkah dibesitmu betapa kasihannya appa-mu?"

Sooyoung butuh waktu lama untuk mempahami kata-kata Chanyeol. Dia hanya diam, dia sudah mengerti, apa yang Chanyeol maksudkan.
^^^
"Hei, Sooyoung, kenapa kau senyum sumringah begitu?!" tanya Jessica.
"Aku mempunyai pria yang akan kubilang Saranghae!" kata Sooyoung agak kencang. Seluruh namja dikelas itu-kecuali Chanyeol-mulai menajamkan pendengarannya. Sooyoung tersenyum manis dan berdiri diatas kursi walau ia tahu pada pelajaran Manners itu sama sekali tidak sopan. "SARANGHAE PARK CHANYEOL, I LOVE YOU!"

Chanyeol yang menyibukkan diri dengan bukunya kini sudah menjatuhkan bukunya. Mulutnya melebar dan matanya membulat. Sooyoung tersenyum manis.

"Betapa beruntungnya Chanyeol!"
"Aku bahkan lebih tampan dari dia!"
"Apa-apaan sih! Aku lebih hebat dari Chanyeol!"
"Aku lebih pintar darinya!"
"Aku mau bertukar hidup dengan Chanyeol!"
"Seorang yeoja yang menyatakan suka pada pria?"

Chanyeol agak mengaga, ia tak menyadari betapa banyak orang memandang dirinya. Ia menghela nafas panjang.

"NADO SARANGHAE SOOYOUNG!"

Giliran para yeoja merutukkan dirinya. Mereka saling merutuk, menghina Sooyoung.
^^^
Sooyoung POV

"I found someone who different, and that is my namja, PARK CHANYEOL."
oooo
by: LUCKY SPAZZER
ooo
So, bagaimana kisahnya berakhir? Happy romance, kan? Yang sekarang shopaholic, usir yuk, kebiasaan buruk kita! Apa kalian tahu ada pesan moral dalam fan fiction ini? Kalian menyadari hal itu, bukan? Oke, jadi, pesanku kita jangan terlalu sering belanja dan banyak pesan lainnya, and, i wanna say thankyou for all of you...

THANKYOU VERY MUCH EVERYBODY!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar