Sabtu, 23 November 2013

The Horror Holiday [Chap 1]

Title: The Horror Holiday
Length: Multichapter/ Series
Author: Lucky Spazzer
Cast:
~Wu Yi Fan/ Kris EXO
~Jung Soo Yeon/ Jessica GG
~Hwang Mi Young/ Tiffany GG
Genre: Horror, Mystery, Friendship, dll
***


"Liburan itu membosankan, ya," kata Jessica berdecak sambil menyeduh tehnya. Semilir angin menerpa kulit putihnya yang mulus itu. Dingin yang menusuk, sampai menembus kulitnya. Jessica mendelik sebal melihat sahabatnya yang tidak peduli dan masih menekuni komputernya. "Tidak adakah niat untung menutup jendela itu? Lebih baik kunyalakan AC dan bersantai ria, ya ampun, dinginnya menusuk tulangku!" decak gadis itu berusaha mendapatkan lima persen dari tatapan Tiffany, tapi, apa daya bila Tiffany sudah serius, ia tidak mau melepaskan matanya dari objek yang 'wajib' ia kerjakan. Tiffany mengeluh, sahabatnya itu memang tipe gadis yang suka bicara.
"Sica, tugas aku menumpuk," Tiffany menghela nafas. "Memangnya kau sudah menyelesaikan tugas menulis cerita sepanjang 7.000 kata? Songsaenim Myeongsoo memang benar-benar tidak pandang bulu padaku, ia tahu aku payah dalam bidang menulis kisah, apalagi dalam menggunakan Bahasa Korea yang tepat dan sempurna, hish, itu menyebalkan!"
"Sudah, baru kuselesaikan sekarang, tadi sore," ketus Jessica. "Itu alasan mengapa sepulang sekolah aku tak mau bermain denganmu, ideku menyelesaikan tugas pun sudah, tapi, IDEKU BERMAIN DENGANMU belum terpenuhi!" keluh Jessica sembari mem-pout-kan bibirnya.
"Nah, sudah," senyum Tiffany penuh kemenangan. Tapi ia masih berkutat pada laptopnya. "Gimana kalau kita berlibur ke Busan Mountain? Pemandangannya sangat indah bila malam, kita akan menginap di sebuah hotel yang kupilih, bintang lima. Namanya Busan Phoenix Hotel, bagaimana? Biayanya aku yang urus deh karena sudah membuatmu sebal," rayu Tiffany.
"Oke! Kita berangkat kapan?" tanya Jessica senang. Kenapa Tiffany merasa bersalah? Karena ia( Tiffany ) mengerjakan tugas sejak kemarin sampai sekarang dan Jessica hanya membaca buku atau menyeduh teh, jadi ia merasa bersalah membiarkan Jessica membuang-buang waktunya untuk hal yang membosankan dan juga tidak ada untungnya buat Jessica.
Tiffany mengimbang-imbang, itu sudah Jessica ketahui karena Tiffany yang mengerutkan dahi sambil memainkan sebuah pensil dan ia ketukan pada kepalanya. Tiffany menjentikan jari, "Lusa, bagaimana?" usul Tiffany tersenyum. "Kita harus mengecek ulang hotel-nya lho," kata Tiffany karena ia tahu pasti kalau Jessica sangat excited dan gadis itu butuh alasan bagus dari Tiffany karena menundakan satu hari idenya.
"Oke, aku juga harus membeli beberapa jaket tebal, di pegunungan, kan?" tebak Jessica tersenyum. "Aku juga mau beli buku tentang sejarah Busan Mountain, bila kita tahu pasti kita tak akan tersesat dan tidak melewatkan hal istimewa digunung itu, kan? Bayangkan, ada sebuah pertunjukan atau tempat menarik yang dekat dari hotel sedangkan kita tak tahu. Sia-sia gak, sih?"
"Iya juga, ya, sia-sia, oke, besok kuantarkan kau ke toko buku," kata Tiffany.
"Aku akan ke toko buku dan kau ke toko baju, bagaimana? Kau mau menitip buku apa padaku?" Jessica mengusulkan sesuatu, mungkin akan tambah lama bila mereka bersama-sama ditempat yang sama dan itu pasti akan menghabiskan waktu lebih dari tiga jam.
"Ehm..., bagaimana bila buku Limited Edition karya Park Hyu Ra yang berjudul Oppa, Waeyo?, kudengar buku itu bagus. Juga satu lagi, sama-sama karya Park Hyu Ra, judulnya Always 2: Say!, aku kira buku itu sudah keluar dan aku cukup penasaran dari karya sebelumnya, Always 1: First Meet, nanti akan kubayar, deh," kata Tiffany. Ia memang penggemar berat dari penulis ternama Park Hyu Ra yang sudah nyaris mempunyai 10 karya Best Seller dan juga 39 novel, baru ada sekitar 3 buku seri, seperti novel Always, Just at Me, dan yang paling populer adalah Chukkae.
"Oke, aku akan membayarnya, maksudku, ngngng, bajuku. Nanti kamu bayar buku aku juga!" kata Jessica bersemangat.
"Kau mau baju tambahan apa?" tanya Tiffany, "its your turn!"
"Bagaimana dengan baju limited edition yang tebal dan keren itu? Tahu tidak? Yang baru diberi kabar dimajalah terbaru ini," kata Jessica menunjuk majalah berjudul: K-Style!.
"Oke," balas Tiffany memberi jempolnya, tandanya ia baru saja menyetujui perkatan Jessica, ia tahu baju apa yang yeoja itu maksud. Baju itu juga yang ia mau, berarti ia harus membeli dua baju dan ia harus mendulukan benda yang terbatas jumlahnya.
"Bye, Fany! Aku pulang dulu, ya!" Jessica berlari sembari melambaikan tangannya, dengan kakinya yang agak jenjang itu, ia mampu berlari dengan cepat. Ditambah ia gadis yang suka berolahraga, dan akhirnya ia hilang ditiup oleh hembusan angin.

Tiffany tersenyum. Gadis itu melambaikan tangannya dan akhirnya menghela nafas pelan. Jessica sendiri sampai dirumahnya dengan terjatuh lemah didepan pintu kamarnya. Terdengar decakan dari seseorang, dan yeoja itu menenggok, oppa-nya yang nakalnya habis-habisan itu, Suho!

"Ckckckckckck, kau pulang malam lagi ya?" tanya Suho berdecak sebal, "sudahkah kau sadar berapa khawatir oppa, appa, dan eomma mencarimu? Sekarang, tebak dongsaeng-ku yang nakal, sekarang pukul berapa?"
"Ngngng," Jessica menggaruk kepala sambil melirik jam dinding. Ia terbelalak, PUKUL SETENGAH DUA BELAS! "Ya ampun, semalam itukah, oppa?" tanya Jessica terpekik.
"YA!!! Sekarang, kau cepat tidur!" kata Suho sembari berlaru menuju kamarnya.

Jessica mendengus. Dasar oppa jelek!
***
Jessica POV

Aku melirik semua buku karya Park Hyu Ra, aku mengambil buku berjudul Oppa, Waeyo? dan juga satu lagi buku berjudul Always: Say! dan aku tertarik pada sebuah buku karya Park Hyu Ra yang sudah termasuk karya Best Seller dan Limited Edition, judulnya Annyeong Haseyo!. Buku itu menarik karna gambarnya dan deskripsinya. Ceritanya cukup mengasyikan tampaknya. Lalu aku membeli buku lain yang ditulis oleh Kim Hae Rye, namanya agak aneh tapi dia yeoja, lho! Judul bukunya yang aku pilih adalah buku berseri, Twilight: Mysterious Dracula, ya agak mirip dengan karya Stephanie Meyer tapi entahlah, ini agak berbeda. Seorang gadis berdarah vampire yang tak tahu siapa dirinya dan tidak pernah sadar dengan semua kekuatannya.

"Permisi," kataku tersenyum ramah pada seorang yeoja yang sepertinya karyawan ditoko itu. Namanya yang tertera adalah Lee Hyuseok, ia membalas senyumanku dengan senyuman manis, semanis gula. "Dimana ya, kira-kira buku sejarah Gunung Busan?"
"Hmm..., kira-kira di rak Buku Sejarah, aggashi," senyum Lee Hyuseok.
"Gomawo," kataku menunduk sedalam yang aku bisa, Lee Hyuseok balas menunduk dan melambaikan tangannya. Aku tersenyum ramah dan langsung melenggang pergi menghilang dari pandangan karyawan itu, aku langsung menuju rak jarah. BINGO! Buku berjudul Busan Mountain Secret dan Busan Mountain History sudah ada ditanganku, aku langsung memasukan dua buku itu pada tas biruku dan langsung pergi sesudah membayarnya.

Aku duduk disebuah tempat penjualan minuman, namanya adalah Chatime, aku membeli smoothie rasa storoberi dengan rainbow jelly yang sangat enak. Aku juga membelikan Milk Tea dengan Black Pearl, sebuah jelly berwarna hitam yang menyerupai cincau tapi lebih lebar daripada jelly. Tiba-tiba seorang gadis yang memakai baju berwarna serba merah muda melangkah ke arahku. Di kedua tangannya melingkar dengan sempurna dua buah tas putih ber-logo K-Style! yang sangat familiar dimataku. Gadis itu tidak lain lagi adalah sahabat sejatiku, Tiffany Hwang atau Hwang Mi Young.

"Tiffany, aku sudah membelikan buku pesananmu, kita ke Gunung Busan dengan apa?" tanyaku yang langsung memberikan minuman pada Tiffany. "Yang ini gratis, hehehehe," senyumku.
"Thanks! Ini aku menambahkan dengan sebuah jaket terbaru, lumayan lagi diskon, yang itu juga gratis, kita pergi dengan mobilku. Dan kabar baiknya, pemilik hotel yang kita tuju adalah milik pamanku, jadi penginapan yang terserah kumau sudah ada ditanganku!" senyum Tiffany. Aku melonjak, keluarga Tiffany benar-benar sempurna!
"Thanks berat! Oke, kamu tau kamar berapa yang akan kita tempati, eoh?" tanyaku sambil menyeruput minumanku.
"Yaps, kamar nomor 367," sahut gadis itu ceria. "So, kapan kita pulang?" tanya Tiffany tidak sabaran.
"Sekarang saja, bagaimana?" tanyaku.
"Baiklah, aku tidak punya obyek lagi untuk diserbu," tawa Tiffany.
"Aku juga, baiklah, ayo pulang sebelum aku resmi terkena toyoran Suho karena pulang terlalu malam," geliku.
"Tapi sekarang masih jam dua belas siang?" kata Tiffany.
"Biarkan, bukannya kita mau memutuskan ulang hotelnya?" kataku.
"Sudah kubilang, dihotel pamanku yang jelas sekali terpercaya!" renggek Tiffany.
"Baiklah, ayo pulang," kataku.
"Yeah!" sahut Tiffany.
***
Busan Mountain, South Korea
Tiffany POV

Aku terbangun dari tidur nyenyakku karena sepertinya appa sudah menyetopkan mobil. Kulirik appa yang tersenyum manis padaku, dari sorotan matanya, appa berkata kita-sudah-sampai-tunggu-apa-lagi?, aku tersenyum manis pada Appa. Dan aku menunjuk Jessica yang masih tertidur. Gadis itu benar-benar tukang tidur, aku menggoyang pelan bahu gadis itu. Jessica menggeliat.

"Ssica-yaa! Kita sudah sampai, ayo bangun!" kataku sambil menggoyang lebih kencang bahu Jessica, gadis itu kini duduk dengan posisi sempurna. Aku tersenyum, "nah, kau sudah bangun!"
"Kita sudah sampai, ya?" tanya Jessica dengan polosnya, gadis itu mengucek matanya. Ia mengeliat, mencari-cari dimana ia sekarang. "Brrr...., dingin, mana jaketku?" tanya Jessica sambil menunjuk-nunjuk tas kepunyaanku, tempat aku menyimpan jaketnya.
"Iya, bangunan sudah didepan mata!" seruku bahagia. "Oh, jaketmu, nih," aku melempar jaketnya dan langsung membuka pintu. Brr...., kurapatkan jaket pada tubuhku, aku mengusapkan tanganku yang sudah dilapisi dua sarung tangan bermotif tribune yang indah dan cantik.
"Tiff, ayo! Aku tidak sabar!" kata Jessica bahagia dan langsung melompat-lompat seperti anak kecil, aku hanya tersenyum tipis.
"Liburan akan menjadi sangat menyenangkan!" kataku mengamit tangannya. "Kita harus menjelaskan siapa aku, aku akan menemui pamanku, kau tunggu disitu, ya," perintahku menunjuk sofa berwarna ocean blue yang ada di ruang utama hotel. Jessica mengganguk dan langsung duduk.

Aku menuju arah resepsionis yang sama denganku, memakai baju dingin. Mereka tersenyum, aku membungkukan tubuhku.

"Annyeong haseyo. Dimana kiranya saya bisa bertemu pemilik hotel ini?" tanyaku berusaha bersikap formal.
"Annyeong, anda bisa menemukan tuan Hwang di ruang itu," senyum salah satu resepsionis bersyal zig-zag, lalu ia melanjutkan, "ada apa urusan nyonya bertemu Tuan Hwang?"
"Perkenalkan, saya Hwang Mi Young, saya ingin bertemu pamanku," kataku. Ya karena aku jarang ke hotel ini, mungkin para resepsionis tidak mengenalku. Mungkin juga semua karyawannya!
"Oh, Stephanie Hwang, ne? Silahkan masuk!" senyum resepsionis bersyal polos.
"Gomawo," kataku menunduk dan pergi. Resepsionis itu juga melakukan hal yang sama denganku, tapi mereka tetap pada tempat mereka bertugas. Aku langsung menuju pintu bertuliskan 'Mr. Hwang' yang dilapisi kayu jati.

Aku mengetuk pintu pelan, menunggu paman mengizinkan aku masuk. Aku belum mendengar respon apa-apa, tapi sepertinya paman tidak ada, aku kembali mengetuk, kali ini agak keras namun tidak se-brutal aku mengetuk pintu kamar appa dan eomma, atau se-brutal aku mengetuk pintu kamar Jessica.

"Ya, masuk!" sahut pamanku. Aku tersenyum sumringah dan langsung masuk. "Tiffany! Kau benar-benar datang, ini kunci kamarmu," senyum paman penuh rasa bahagia.
"Ya iya, paman," senyumku. "Terimakasih!" kataku.
"Ne, berhati-hatilah pada orang jahat," kata paman berpesan.
"Ne," kataku tersenyum sumringah.

Aku mengambil langkah seribu dan pergi menuju Jessica. Aku mengayunkan kunci kamar didepan mata gadis itu, lalu aku tersenyum.

"Kudapat! Habis ini bermain ski, yuk!" rayuku.
"Tapi, Tiffany, aku tidak bisa," renggek Jessica manja.
"Kumohon!!!" renggekku.
"Baiklah," kata Jessica terpaksa dan menggandeng tanganku menuju kamar kami.
***
Jessica POV

Aku melirik bimbang kebawah, aku tidak mau bersluncur! Menakutkan!

"Ssica-yaa!!! Ayolah!" teriak Tiffany.

Aku memaksakan diriku, aku langsung bersluncur, tapi terdengar teriakan Tiffany.

"JESSICA!!! DISITU ADA POHON!"

APA?!? ADA POHON!?!?

"YAAA!!!!!!!!!!!"
To Be Continued
***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar